Refleksi Hari Sumpah Pemuda, Ini Visi Cemerlang Husler-Budiman Menjawab Tantangan Bonus Demografi

  • Whatsapp
Calon Bupati dan Wakil Bupati Lutim Ir. H. Muh. Thorig Husler dan Drs. H. Budiman, M.Pd

Malili_ Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi pada 2030-2040, jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun).

Penduduk usia produktif akan mencapai sekitar 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Tentu saja, Luwu Timur tidak akan lepas dari ledakan demografi ini dan menjadi tantangan yang harus dicari solusinya dan dipersiapkan mulai dari sekarang.

Memaknai Hari Sumpah Pemuda pada Kamis 28 Oktober 2020 kemarin, tim kreatif Media Center Pemenangan Husler-Budiman menggelar Acara Diskusi Live di Facebook dan Instagram, yang bertema “Menjawab Tantangan Bonus Demografi di Luwu Timur”.

Dipandu Ferniati Mukaddas, acara diskusi Live tersebut menghadirkan Ir. H. Muh. Thorig Husler dan Drs. H. Budiman, M.Pd sebagai Nara Sumber dan dikunjungi serta diikuti ribuan Facebooker dan Followers. Berikut visi cemerlang Husler-Budiman dalam menjawab beberapa pertanyaan dari peserta Live.

Mengawali diskusi Menjawab Tantangan Bonus Demografi, Husler-Budiman dalam periode berikutnya akan menyiapkan pondasi yang kokoh menghadapi ledakan usia produktif mendatang dan era industri 4.O.

“Insya Allah jika kami terpilih pada periode berikut ini, kami akan menyiapkan pondasi yang kokoh untuk para pemuda atau yang usia produktif di masa depan dan ini bernilai infestasi di bidang pendidikan. Pondasi tersebut adalah sumber daya manusia yang tangguh, cerdas dan berdaya saing. SDM yang tangguh dan cerdas karena kita mendukung aspek pendidikan gratis sejak SD, SMP, SMA, S1, dan bantuan penyelesaian studi S2 sampai S3. Olehnya, ke depan tak ada lagi warga yang putus sekolah, dan selain itu kita dukung juga dengan infrastruktur pendidikan dan keterampilan kerja yang berdaya saing sebagai infestasi pemerintah di sektor pendidikan,” urai Husler.

Terkait relevansi dan nilai-nilai yang sudah terpatri pada Sumpah Pemuda dengan kondisi heterogensi masyarakat di Lutim, Husler justru optimis jika masyarakat dapat bersatu menjaga nilai-nilai persatuan dalam keberagaman suku dan budaya di Bumi Batara Guru ini.

“Saya optimis masyarakat yang heterogen di Bumi Batara Guru ini terutama para pemuda dan pemudinya akan bersatu dan menjaga nilai-nilai mulia yang termaktub dalam ikrar Sumpah Pemuda tersebut. Dan oleh sebab itu, dalam visi misi kami jelas dipaparkan pembangunan berkelanjutan yang lebih maju berlandaskan agama dan budaya, sebab masyarakat yang bermartabat adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai agama dan budaya.” Tandas Pak Haji.

Dalam Bonus Demografi dikenal adanya ledakan usia produktif. Ini ibarat dua sisi mata uang, ada sisi baik dan buruknya. Sehingga memang dibutuhkan persiapan yang matang untuk mengatasinya.

Sisi negatif yang mesti diantisipasi atas potensi kian bertambahnya usia produktif saat bonus demografi adalah masalah pengangguran. Pertanyaan yang bisa jadi masalah tersebut dirasionalisasi oleh Drs. H. Budiman, M.Pd.

“Menghadapi ledakan usia produktif dengan tingkat resiko semakin bertambahnya angka pengangguran, untuk itu kita tidak berhenti pada penyiapan sumber daya manusia saja. Dengan adanya sumber daya alam yang sangat memadai, sangat penting juga menyiapkan berbagai infrastruktur untuk memberi ruang bagi pelaku usaha baru berbasis desa dan termasuk ramah investasi.” jawab H. Budiman dalam kesempatan yang sama.

Termasuk dukungan untuk Koperasi, Perindustrian Perdagangan dan UMKM,
Peningkatan pasar tradisional di setiap kecamatan dan mengembangkan pusat perdagangan regional di tingkat kabupaten, Pengembangan sentra IKM dan Pembangunan Kawasan Industri.

“Hal ini jika telah kita galakkan sejak awal, kelak usaha-usaha ini akan berkembang dan sudah bisa menyerap usia produktif, sehingga potensi pengangguran sudah terjawab.” tukasnya, seraya menambahkan akan menciptakan kerjasama pelatihan dan penempatan Tenaga Kerja (Pemerintah Daerah Dan Swasta)
dan Pembukaan Lapangan Kerja Baru Melalui Kebijakan Daerah Ramah Investasi.

Dan yang tak kalah menarik dibidang kesehatan. H. Budiman yang diberi kesempatan untuk menjawab hal itu mengatakan, selain ada tujuh poin di program prioritas terkait kesehatan, juga kelak ditingkatkan pemberian gaji yang lebih tinggi, sehingga para tenaga kesehatan bisa lebih betah. Termasuk edukasi tentang kesehatan masyarakat dan peningkatan layanan kedokteran yang ahli.

“Menopang program kesehatan yang lebih baik lagi untuk itu ada tujuh poin yakn Layanan Antar pasca perawatan Rawat Inap (Pengantaran Pasien dari RS dan Puskesmas ke Rumah),
Seluruh fasilitas kesehatan ditanggung oleh pemerintah daerah tidak ada lagi pasien yang mengeluarkan biaya termasuk biaya pemberian obat yang ditanggung oleh BPJS. Pelayanan Rumah Sakit 1 Pasien 1 Kamar, Pemberian Mobil Operasional Kepada Puskesmas, Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kesehatan, dan Pembangunan Rumah Sakit Towoti serta Lanjutan Pembangunan Rumah Sakit Malili.” pungkas H. Budiman.
Liputan : malik
Editor. : redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *