PT Vale Indonesia Tbk Berpartisipasi di Public Expose Live 2020, Ini Penyampaian Nico Canter

  • Whatsapp

Sorowako_ PT Vale Indonesia Tbk (“PT Vale” atau “Perseroan”, IDX Ticker: INCO) dan entitas anaknya (bersama “Grup”) hari ini menghadiri dan berpartisipasi dalam Public Expose LIVE 2020 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia (IDX).

Dalam acara ini PT Vale mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang belum diaudit untuk triwulan kedua tahun 2020 (“2T20”). Grup mencatat produksi sebesar 18.701 metrik ton (“t”) nikel dalam matte dan pengiriman nikel matte sebesar 19.887 t setara dengan penjualan sebesar AS$185,7 juta pada 2T20.

Grup merevisi target produksi nikel dalam matte sepanjang tahun 2020 dari sebelumnya sekitar 71.000 t menjadi sebesar 73.700 t, 4% lebih tinggi dibandingkan produksi di tahun 2019.

Kenaikan ini disebabkan oleh penundaan rebuild tanur listrik 4 yang semula dijadwalkan pada triwulan keempat tahun 2020 menjadi triwulan kedua tahun 2021.

Produksi nikel dalam matte dan pengiriman nikel matte pada 2T20 masing-masing sekitar 6% dan 19% lebih tinggi dibandingkan volume produksi dan pengiriman yang direalisasikan pada 1T20.

Sementara itu, produksi dan pengiriman pada 1H20 masing-masing sebesar 18% dan 19% lebih tinggi dibandingkan
produksi dan pengiriman pada 1H19. Meskipun harga rata-rata realisasi nikel lebih rendah pada 2T20, sekitar 11% lebih rendah dibandingkan pada 1T20, namun pengiriman volume nikel matte yang lebih tinggi pada 2T20 menunjukkan penjualan naik 6% dari 1T20.

“Dengan pencapaian ini kami yakin dapat
mempertahankan tingkat produksi kami pada tahun 2020,” kata Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur Perseroan belum lama ini.

Kemudian Nico juga menambahkan bahwa pihaknya menghargai kerja keras seluruh karyawan di PT Vale untuk mencapai hasil yang baik pada triwulan ini, meskipun harus fokus mengantisipasi kemungkinan dampak COVID-19 pada operasi
kami.

”Grup telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak potensial dari penyebaran COVID-19 terhadap operasi kami. Sementara kesehatan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama, Grup berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan produksi dan proyek sejauh mungkin”, tambahnya.

Grup mencatat EBITDA sebesar AS$59,4 juta pada 2T20, lebih tinggi sedikit dibandingkan pada 1T20 sebesar AS$54,9 juta, terutama didorong oleh penjualan yang lebih tinggi.

“Grup juga mencatat laba positif
sebesar AS$24 juta pada 2T20, turun dari laba pada 1T20 sebesar AS$29 juta terutama disebabkan oleh pendapatan keuangan dan manfaat pajak penghasilan yang lebih rendah. Namun, laba pada 1H20 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu ketika Grup mencatat rugi bersih sebesar AS$26,2 juta pada 1H19″. Urai Nico lebih jauh.

Sementara itu, beban pokok pendapatan Grup pada 2T20 naik sebesar 7% menjadi
AS$165,6 juta dari sebelumnya AS$154,1 juta pada 1T20.

Konsumsi High Sulphur Fuel Oil (“HSFO”), diesel, batubara dan harga rata-rata disajikan pada tabel berikut: 2T20, 1T20, 1H20, 1H19.
Volume HSFO (barel) 316.336, 333.157, 649.493, 600.500,
Harga rata-rata HSFO per barel AS$39,30. AS$50,66. AS$45,12 dan AS$70,42.
Volume diesel (kilo liter) 18.547, 20.337, 38.884 dan 48.307.
Harga rata-rata diesel per liter AS$0,39, AS$0,55, AS$0,47, AS$0,59
Volume batubara (t) 108.936. 92.429. 201.365 dan 181.590.
Harga rata-rata batubara per t AS$102,66, AS$106,01, AS$104,20 dan AS$135.
Liputan : hms vale/**
Editor. : redaksi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *